Advertisement
Follow

Keep Up to Date with the Most Important News

By pressing the Subscribe button, you confirm that you have read and are agreeing to our Privacy Policy and Terms of Use
Redaksi
PIMPINAN DAN MANAGEMENT SERTA REDAKSI BEKASIEKSPRESS.COM DARI JSCGROUPMEDIA MENGUCAPKAN SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA DI BULAN SUCI RAMADHAN TAHUN 1446H/2025M SEMOGA KITA SEMUA DALAM KEBERKAHAN ALLAH SWT AAMIIN YRA REDAKSI JSCGROUPMEDIA MENGUCAPKAN SELAMAT TAHUN BARU MASEHI 1 JANUARI 2025M RIZAL TAN B.Sc Mi St. RAJO AMEH KETUA DPW KBST MINANGKABAU PROVINSI BANGKA BELITUNG MENGUCAPKAN SELAMAT TAHUN BARU MASEHI 1 JANUARI 2025M ULTRAS GARUDA MINANG MENGUCAPKAN SELAMAT TAHUN BARU MASEHI 1 JANUARI 2025M RAPI WILAYAH 3106 BELITUNG TIMUR MENGUCAPKAN SELAMAT ATAS DIRAIHNYA GELAR DOKTOR MANAJEMEN TERBAIK UNIVERSITAS TARUMANAGARA OLEH Dr ISYAK MEIROBIE S.Sn M.Si PADA HARI MINGGU 20 OKTOBER 2024 DI JAKARTA KETUA RAPI WILAYAH 3106 BELITUNG TIMUR LISA MEILINDA JZ31YBF MENGUCAPKAN SELAMAT HARI JADI RAPI KE-44 TAHUN 2024 TETAP JAYA DI UDARA REDAKSI RAPIDA31BABEL.COM MENGUCAPKAN DIRGAHAYU RAPI KE-44 TAHUN 2024 JAYA DI UDARA RUKUN DI DARAT IMAN DI HATI KONTRIBUTOR MEDIA ONLINE RAPIDA31BABEL.COM KARIMUDDIN JZ01FDG BIREUEN ACEH | IWAN PUTRA JZ01AGC ACEH UTARA PENGURUS & ANGGOTA RAPI DAERAH 31 PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BERSAMA RAPI WILAYAH 3106 BELITUNG TIMUR MENGUCAPKAN SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA TAHUN 1445H/2024M

Rebana & Perempuan, yang Belum Punya Peta Jalan di Belitung Timur

Foto ; lawangbeltim

BekasiEkspress.Com | JSCgroupmedia ~ Rebana bukan sekadar alat musik tradisional. Ia adalah simbol semangat religius, ruang ekspresi budaya, dan—jika diarahkan dengan benar—medium pemberdayaan sosial. Di tangan para perempuan majelis taklim di Belitung Timur, rebana bisa menjadi lebih dari sekadar suara pukulan ritmis dalam acara-acara keagamaan. Ia bisa menjadi gerakan.

Namun, berdasarkan penelusuran tim investigasi kami, hingga Oktober 2025, belum ada roadmap atau program pengembangan seni budaya berbasis komunitas perempuan yang terpadu di Kabupaten Belitung Timur. Artinya, potensi yang ditunjukkan dalam pelatihan rebana yang baru-baru ini digelar, berisiko menguap tanpa bekas jika tak diiringi kebijakan dan ekosistem yang mendukung.

Rebana Bisa Jadi Embrio Gerakan Sosial

Kegiatan pelatihan rebana yang diselenggarakan oleh Pemkab Beltim dan diikuti oleh anggota BKMT dari berbagai kecamatan adalah langkah awal yang patut diapresiasi. Namun, jika hanya berhenti di pelatihan satu kali dalam setahun, lalu difoto, diliput, dan dilupakan, maka esensi pemberdayaan tak pernah benar-benar terjadi.

Advertisement

Beberapa hal yang bisa menjadi kelanjutan konkret dari program ini antara lain:

  • Pemberian alat musik rebana ke kelompok majelis taklim secara merata, terutama di desa-desa pelosok yang memiliki antusiasme tinggi tapi minim fasilitas.
  • Pelatihan lanjutan oleh pelatih profesional, bukan hanya relawan internal, untuk meningkatkan kualitas musikal dan teknik bermain rebana.
  • Festival seni religius tahunan yang mengundang partisipasi lintas usia dan desa sebagai panggung apresiasi dan regenerasi.
  • Integrasi kegiatan rebana dalam program literasi keagamaan, seperti pembinaan syair shalawat, sejarah Islam, dan penguatan nilai-nilai kebangsaan.

Tanpa pendekatan sistemik seperti ini, pelatihan rebana akan berakhir sebagai agenda rutin tanpa keberlanjutan, alias seremonial musiman yang minim dampak jangka panjang.

See also  Tahun 2025, Indonesia Resmi Akan Berangkatkan 221.000 Jamaah Haji

Pemberdayaan Perempuan: Masih Jauh dari Kata Tuntas

Perempuan di Belitung Timur, terutama yang tergabung dalam majelis taklim, sebenarnya menyimpan potensi besar. Mereka punya waktu, komunitas, bahkan komitmen. Namun, selama ini mereka lebih banyak diam karena kurang diberi ruang.

Pemkab Beltim memiliki peluang emas untuk menjadikan program rebana ini sebagai pintu masuk ke pemberdayaan perempuan yang lebih luas. Bukan sekadar lewat pelatihan, tapi melalui kebijakan kultural dan anggaran yang berpihak.

Perlu diingat, bicara seni religius bukan hanya soal panggung, seragam, dan piala lomba. Tapi tentang identitas budaya yang hidup dan tumbuh dari akar masyarakat.

Suara Rebana yang Perlu Didengar Lebih Jauh

Suara rebana memang bisa menggetarkan langit-langit masjid. Tapi ia juga seharusnya bisa menggetarkan ruang-ruang kebijakan. Ia bisa menjadi simbol bahwa perempuan desa, ibu rumah tangga, dan komunitas keagamaan bukan hanya penerima manfaat, tapi juga aktor perubahan.

Pertanyaannya kini: akankah Pemkab Beltim menangkap momentum ini, atau membiarkannya lewat begitu saja?

Karena angin memang bisa membawa harapan. Tapi tanpa arah, tanpa peta, dan tanpa kemudi, angin hanya akan menjadi hembusan yang tak ke mana-mana.


Jika Anda ingin mengembangkan narasi ini menjadi serial liputan, feature mendalam, atau bahkan opini kebijakan, saya siap bantu bantu mengembangkannya.

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Keep Up to Date with the Most Important News

By pressing the Subscribe button, you confirm that you have read and are agreeing to our Privacy Policy and Terms of Use
Advertisement